Ini Insight yang Berguna untuk Mengatur Cashflow Keuangan Perusahaan Distribusi

Keuangan

Bisnis apapun harus memiliki kekuatan dalam beberapa pilar manajemennya: operasi, keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan sistem informasinya.

Kekuatan dari perpaduan lima pilar manajemen ini akan membangun sebuah bisnis yang kuat dan relatif stabil. Memang tidak ada bisnis yang sempurna tetapi setidaknya Anda bisa bertahan dalam persaingan ketika memiliki kombinasi yang tepat dari lima hal ini.

Segi keuangan menjadi prioritas lima pilar manajemen yang harus Anda sadari. Mengapa?

Pada dasarnya, bisnis Anda berorientasi pada laba atau keuntungan. Ketika Anda tidak mendapatkan keuntungan yang signifikan, untuk apa mempertahankan bisnis yang Anda jalani sekarang ini? Hal ini tak lantas mengkode Anda harus segera mengakhiri bisnis yang Anda lakukan, tetapi justru memberi warning bahwa Anda harus melakukan perubahan dalam beberapa hal, yang mungkin salah satunya adalah segi keuangan.
Pengaturan keuangan merupakan hal yang relatif berisiko. Kesalahan hitung dan prediksi sedikit saja bisa membawa kerugian dalam nilai besar. Inilah mengapa bisnis harus memiliki pengaturan arus kas dan keuangan yang tepat. Untuk bisnis atau perusahaan distribusi, kami memiliki beberapa wawasan yang sebaiknya Anda pahami agar bisa mempertahankan keuangan perusahaan Anda.

Langkah pertama adalah penting untuk mengetahui adanya 3 bagian kegiatan dalam pelaporan cash flow atau arus kas.

Bagian pertama adalah kegiatan operasional atau produksi, kedua kegiatan investasi, dan ketiga kegiatan keuangan. Apa maksudnya dari kegiatan ini dalam pelaporan arus kas?
Kegiatan operasional merangkum semua aktivitas perusahaan yang memiliki kaitan langsung dengan proses produksi perusahaan dan hal ini tercantum dalam laporan laba rugi atau L/R. Beberapa contoh kegiatan operasional antara lain adalah adanya uang kas masuk dan keluar. Uang kas masuk biasanya didapat dari kegiatan utama perusahaan tersebut, yaitu dalam bisnis distribusi adalah penjualan. Sementara uang kas keluar terdiri dari kegiatan untuk pembayaran kewajiban seperti listrik, gaji karyawan, dan lain-lain.
Kegiatan investasi merangkum semua aktivitas dalam perusahaan distribusi yang punya kaitan langsung dengan investasi perusahaan, baik investasi internal maupun investasi eksternal. Setelah itu, kegiatan keuangan sendiri dipahami sebagai rangkuman semua aktivitas perusahaan distribusi yang memiliki kaitan langsung dengan sumber dana perusahaan yang berupa utang baik dalam jangka panjang maupun modal. Contoh kegiatan keuangan ini adalah pembayaran utang bank, pembagian deviden, serta catatan arus kas masuk dari pinjaman bank.

Lantas, apa hubungan ketiga bagian kegiatan ini dengan pengaturan arus kas dalam keuangan perusahaan distribusi?

Perlu diketahui hubungan ketiganyalah yang harus diperhatikan supaya aliran arus kas perusahaan tetap baik dan tidak mengganggu jalannya bisnis distribusi ini. Beberapa patokan tersebut akan dijelaskan secara ringkas seperti berikut ini.
  1. Pastikan Arus Kas Kegiatan Operasi dalam Kondisi POSITIF.

Arus Kas Kegiatan Operasi atau Operating Cash Flow (OCF) adalah kas yang muncul dari kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan tersebut merangkum pendapatan dan pengeluaran. OCF bisa didapat dengan rumus sederhana berikut:
  1. OCF = Laba kotor (Laba sebelum bunga dan pajak) + penyusutan – pajak.
  2. OCF = Laba bersih + penyusutan.
  3. OCF = Penjualan – biaya – pajak.
Ketika sudah menggunakan rumus di atas dan Anda mendapatkan hasil POSITIF atas nilai OCF, Anda bisa lega karena bisnis distribusi Anda tergolong sehat. Tingkat kesehatan itu sendiri bisa Anda bandingkan antara nilai OCF bisnis Anda dengan bisnis pesaing. Sementara itu, jika nilai OCF yang Anda dapatkan ternyata negatif, Anda patut bertanya di mana letak kesalahan operasional Anda. Jika Anda mendapati kondisi demikian, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:
  1. Mengecek biaya-biaya yang timbul apakah sudah efisien atau belum.
  2. Mengecek persediaan yang mungkin terlalu banyak dan menyebabkan penumpukan di gudang sehingga mengurangi nilai.
  3. Jangan ragu meminta jatuh tempo pembayaran yang relatif panjang pada
  4. Menyesuaikan harga jual produk Anda atau upayakan peningkatan penjualan.
  1. Arus Kas Kegiatan Operasi Harus Lebih Besar (Atau Setidaknya Sama Dengan) Laba Perusahaan Distribusi.

Sebagai perusahaan yang sehat, nilai OCF haruslah positif. Sekecil apapun angkanya, perusahaan distribusi harus memastikan bahwa nilai OCF positif. Jika dibandingkan dengan laba perusahaan, setidaknya OCF harus memiliki angka yang sama dengan laba perusahaan.
Bagaimana maksudnya ketika nilai OCF kita negatif? Hal ini berarti operasional perusahaan distribusi kurang sehat. Dalam artinya, selama operasional berlangsung, perusahaan memiliki banyak pengeluaran atau pemasukannya yang relatif kecil. Kalau dibiarkan, perusahaan akan mengalami kolaps karena tidak bisa melunasi berbagai pinjaman.
Lantas bagaimana tindakan perusahaan jika mendapati nilai OCF lebih kecil dari laba? Anda bisa memperpendek jatuh tempo pembayaran piutang agar segera menjadi kas tunai atau dengan menetapkan kebijakan untuk tidak menerima penjualan kredit.
  1. Pastikan Juga Arus Kas Kegiatan Operasi Lebih Besar dibandingkan Arus Kas Investasi.

Investasi memang menjadi salah satu hal penting yang sebaiknya tidak ditinggalkan oleh bisnis atau perusahaan. Akan tetapi perlu diingatkan bahwa besaran investasi yang dilakukan perusahaan distribusi tidak boleh lebih besar dari Arus Kas Kegiatan Operasi atau OCF. Jika Investing Cash Flow ini ternyata memiliki nilai lebih besar, besar kemungkinan perusahaan distribusi tersebut terlalu banyak utang untuk membeli aset-aset tetap sebagai barang investasi. Padahal mungkin aset tersebut menjadi tidak terlalu produktif bahkan tidak meningkatkan nilai OCF. Jika begitu, ada baiknya perusahaan mengurangi investasi yang kurang perlu ini. Di masa mendatang, penting bagi perusahaan distribusi untuk menghitung proyeksi secara lebih cermat agar pembelian aset sebagai barang investasi bisa meningkatkan operasional, pemasaran, hingga laba dagang bisnis distribusi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai OCF.
  1. Perhatikan Tren Arus Kas Kegiatan Operasi dan Jagalah Agar Tetap Mengalami Peningkatan dari Waktu ke Waktu.

Peningkatan OCF dari waktu ke waktu sebenarnya merupakan gambaran bahwa bisnis distribusi tersebut berkembang. Jika peningkatannya signifikan, Anda boleh lega karena bisnis Anda relatif layak untuk dijalankan. Sementara jika Anda mendapati tidak adanya peningkatan dalam OCF dari waktu ke waktu, Anda boleh mulai melirik bisnis lain yang lebih menjanjikan.
Meski begitu, kecil kemungkinan bisnis distribusi mengalami penurunan OCF. Hal yang mungkin terjadi adalah peningkatan yang kecil atau mungkin OCF yang stagnan. Anda bisa merumuskan strategi pemasaran yang lebih baik atau efisiensi operasi yang bisa menyelamatkan nilai OCF Anda. Banyak hal non finansial yang bisa dirumuskan dan dijalankan untuk meningkatkan kinerja bisnis distribusi ini.
Wawasan ini mungkin terdengar begitu teoretis dan Anda mungkin berpendapat bahwa kenyataan di lapangan akan sulit untuk mencapai teori ini. Akan tetapi percayalah bahwa wawasan ini yang akan membantu Anda tetap survive di tengah persaingan bisnis distribusi yang semakin marak.

Ingat, bisnis adalah pertempuran dan mereka yang bisa bertahan dengan strategi terbaik yang akan menang dan memimpin.


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==