5 Alasan Mengapa Orang Indonesia Masih Suka Belanja Offline

Belanja offline

Akhir tahun 2016 pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 82 Juta orang, hampir 3 kali total jumlah penduduk malaysia, 4 kali total penduduk australia atau 16 kali total penduduk singapura.

Tidak heran jika perusahaan e-commerce asing berlomba untuk masuk ke pasar Indonesia. Bisa dibayangkan jika 3 tahun lalu saja nilai transaksi e-commerce mencapai angka 130 triliun rupiah.

Perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja ini, tentunya akan berpengaruh pada bisnis distribusi anda.

Tidak sedikit sekarang principle yang memasukkan channel distribusinya via e-commerce yang sepertinya menjadikan pasar menjadi sedikit runyam karena sudah dipastikan barang di toko online ini memiliki harga yang lebih murah.
Wall Street Journal tahun 2014 memuat sebuah artikel yang mengungkap alasan mengapa orang Indonesia masih akan memilih toko offline untuk berbelanja. Data Euromonitor International 60% orang Indonesia masih takut memberikan informasi kartu kredit mereka di Internet untuk belanja online.
Apa saja alasan lain mengapa konsumen tetap bertahan untuk belanja offline;
  1. Cek Barang Secara Langsung

    Ini adalah kelebihan yang umumnya paling dicari konsumen, sebelum memutuskan untuk membeli calon pembeli bisa menimbang nimbang terlebih dahulu. Apakah ada cacat atau harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitasnya, hal ini hanya bisa dilakukan di toko offline.
  2. Tidak Tertipu

    Selama belasan kali berbelanja di toko offline, saya pernah tertipu sebanyak 2 kali, memang keduanya berbelanja di toko yang tidak kredibel. Ya ini bisa menciptakan trauma bagi pembeli.
  3. Kesalahan Pemesanan

    Ukuran yang tidak pas, warna, fitur yang tidak sesuai mungkin akan sering terjadi. Walaupun sudah ada semacam garansi penukaran dan lain sebagainya tetap saja ini mengurangi kenyamanan pelanggan.
  4. Bisa Minta Saran

    Satu hal juga yang menarik, ketika kami memiliki klien satu brand fashion dari paris yang membuka outlet di plaza Indonesia. Ternyata karakter pembelinya sangat menyukai jika bisa mendapat advice dari toko tempatnya berbelanja. Hubungan emosional ini yang sangat kurang di toko online.
  5. Harga Bisa Ditawar

    Satu hal lagi yang sifatnya membelikan experience yang berbeda jika membandingkan pasar offline dan online. Untuk industri tertentu tawar – menawar semacam ini justru menjadi nilai lebih, karena pelanggan menyukai fleksibilitas dan kepuasan tersendiri jika berhasil menawar barang yang mereka inginkan.

Terlepas dari alasan – alasan diatas, online dan offline perlu dikombinasikan mengingat perilaku konsumen terutama kelas menengah Indonesia yang mencapai lebih dari 70 juta orang sangat sensitif terhadap harga.


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==